Beyoncé fala muito pouco com Isa #entretenimento #fofoca #viral #NarraStars #Iza More
JAKARTA, mataberita.co.id__ Belakangan ini heboh nasabah PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) di Salatiga yang kehilangan saldo Rp 68,5 juta dari rekeningnya melalui transaksi QRIS. Transaksi misterius tersebut dilakukan berulang kali tanpa sepengetahuan Evita, nasabah tersebut. BCA pun menyatakan. Bahwa kasus ini tengah dalam penanganan baik di internal bank maupun oleh pihak yang berwenang. Proses ini masih berlangsung. Pengamat Siber pun menilai. Pembuktian kasus ini seharusnya tidak sulit.
Pakar Keamanan Siber Alfons Tanujaya mengatakan. Bank seharusnya memiliki bukti perangkat dalam transaksi QRIS seperti fingerprint perangkat, Internet Protocol (IP) address, dan posisi perangkat ketika bertransaksi. Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun telah menanggapi hal kasus ini. Menurutnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae, tidak ada kebocoran data dalam kasus ini. Evita, membagikan peristiwa tidak enak yang menimpanya ini pada kanal YouTube Mr. Bert.
Peristiwa ini terjadi pada (26/09/2023) lalu. Saat Evita hendak melakukan transaksi tetapi gagal karena saldo di rekeningnya kurang. Saat dia mengecek info saldo, saldonya tersisa Rp 10 juta. Ketika dia mengecek mutasi rekening, ada transaksi lewat QR sebesar Rp 4 juta pada pagi hari, yang tidak dia ketahui. Dia langsung menghubungi Halo BCA untuk melakukan pemblokiran karena dugaan terjadi pembobolan atau hack. Kemudian, hasil pemeriksaan menunjukkan transaksi misterius lewat QR terjadi dari (23 hingga 26/09/2023). Nilainya sebesar Rp 1 juta dan dilakukan secara berulang kali.
Evita menjelaskan. Bahwa pada saat transaksi misterius pertama itu dilakukan, dirinya sedang mendaki Gunung Ungaran di Jawa Tengah. Sehingga tidak mungkin dirinya melakukan transaksi itu karena handphonenya tidak mendapatkan sinyal di kawasan gunung. Dia pun dapat membuktikan itu melalui GPS yang merekam jejaknya tanpa jaringan internet. Dia juga terus menggenggam handphonenya selama perjalanan tersebut. Anehnya lagi, handphone tersebut tidak memiliki aplikasi lain selain m-Banking BCA, karena memang dikhususkan untuk transaksi bank.
“Saya tuh, di HP ini, nggak pernah terima (kode) OTP. Atau e-mail notif apapun, nggak ada,” ujar Evita di kanal YouTube Mr. Bert, pada Senin (13/11/2023). Ketika ditanya soal tanggapan BCA terkait hal ini, dia menyebut. Dirinya disuruh mencari siapa pihak yang menggunakan handphonenya itu untuk bertransaksi. “Ya, saya yang disuruh nyari maksudnya saya yang disuruh nyari, ‘Ini dari device-nya Ibu, jadi Ibu cari mungkin dipake anaknya, mungkin dipake suaminya, atau ada yang tau ya’,” ujarnya.
KLIK JUGA : Sejumlah Investasi Ilegal Berbasis Judi Online Diproses, Yagoal Online Kapan Gilirannya?
Evita juga mengaku. Pihak BCA meminta bukti rekaman CCTV bahwa handphone miliknya itu terus berada di genggamannya. Tidak berhenti sampai disitu, dia mengaktifkan m-Banking BCA dengan kartu ATM yang baru di handphone tersebut pada (19/10/2023). Kali ini, saldo rekening tersebut kecil, hanya Rp172.000. Dia kemudian melakukan transaksi di Shopee sebesar Rp 120.000 dengan pembayaraan melalui Virtual Account. “Disitu, saya kaget, saya dapet saldo masuk berupa QR. Jadi kayak saya nyiptain barcode, saya kasih ke orang untuk orang itu scan,” jelasnya.
Evita mengaku mendapatkan saldo masuk sebesar Rp 2 juta melalui QR padahal dia tidak pernah membuat QR untuk rekeningnya. Pada 26 Oktober, pihak BCA disebut menghubunginya dan menjelaskan transaksi itu merupakan refund dari transaksi sebelumnya. Dia pun menghubungi Mr. Bert setelah sudah merasa buntu dalam memperoleh kembali kerugiannya. Mr. Bert mengatakan bahwa dia sudah meminta Evita menyelesaikan dengan BCA dahulu. EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menyampaikan. Bahwa keluhan nasabah itu sedang dalam proses penanganan oleh pihak yang berwenang.
“Saat ini, keluhan nasabah tersebut sedang dalam proses penanganan oleh pihak yang berwenang. BCA menghormati serta akan mendukung proses hukum yang sedang berlangsung sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,” ujar Hera dalam keterangan resminya pada Kamis (16/11/2023). Dia mengatakan. Dalam memberikan layanan kepada nasabah, BCA selalu memperhatikan keamanan nasabah dalam bertransaksi.
“Hal tersebut dilakukan antara lain dengan meminta nasabah memasukkan Kode Akses dan Personal Identification Number (PIN) saat nasabah melakukan transaksi finansial pada BCA mobile,” kata Hera. Dia juga mengimbau kepada nasabah untuk tidak memberikan data yang bersifat rahasia kepada siapapun termasuk keluarga dan orang terdekat lainnya. Seperti PIN, One Time Password (OTP), Password, Response BCA, Kode Akses, dan Card Verification Code (CVC) atau Card Verification Value (CVV).