Karateristik Limbah Organik

Dilihat dari karakteristiknya, limbah keras organik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Meskipun limbah keras organik sulit berubah bentuk, limbah tersebut masih dapat diuraikan oleh mikroorganisme dengan cepat, namun tergantung pada ukuran dan kekerasan limbah itu sendiri.

Waktu yang dibutuhkan untuk limbah organik terurai dapat bervariasi. Limbah makanan dapat terurai dalam waktu 2 minggu, kertas dapat terurai dalam waktu 10-30 hari, kain katun dapat terurai dalam waktu 5 bulan, kayu dapat terurai dalam waktu 10-15 tahun, dan material wol dapat terurai dalam waktu 1 tahun.

Pengolahan Limbah Organik Keras

Mengutip dari laman Kemdikbud, berikut merupakan proses pengolahan limbah keras yang dapat kalian lakukan:

Contoh limbah organik

Dilansir dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng, berikut adalah contoh limbah organik yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari:

Sisa makanan termasuk golongan sampah organik karena sifatnya yang dapat didaur ulang menjadi kompos.

Berdampak pada lingkungan

Jika tidak dikelola dengan benar, dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan, seperti pencemaran tanah dan air, kerusakan ekosistem, dan berdampak pada keanekaragaman hayati.

Jenis dan Karateristik Limbah Keras Organik

Ciri-ciri karateristik limbah keras organik sebagai berikut:

Limbah keras organik memiliki sifat yang padat dan keras sehingga sulit diubah bentuknya. Secara umum, limbah jenis ini tidak membahayakan bagi kesehatan dan lingkungan. Limbah keras organik biasanya berasal dari tumbuhan atau hewan yang memiliki struktur keras dan sulit diurai oleh mikroorganisme pembusuk.

Baca juga: Cara Migrasi Dari Mendeley ke Zotero Dengan File BibTex

Meskipun limbah keras organik sulit berubah bentuk, namun mikroorganisme masih dapat menguraikannya dengan cepat, tergantung pada ukuran dan kekerasan limbah tersebut. Sebagai contoh:

Oleh karena itu, limbah keras organik dapat diolah menjadi produk-produk bernilai seperti pulp dan kertas, biofuel, serta berbagai produk kerajinan tangan.

Baca juga: Karakter: Pengertian, Unsur, Jenis, dan Pembentuknya

Selain itu, pengolahan limbah keras organik menjadi pupuk organik atau bahan baku untuk industri juga dapat membantu mengurangi beban lingkungan akibat limbah.

Pemanfaatan Limbah Organik Keras

Mengutip dari buku 'Pengelolaan Sampah Padat' yang ditulis oleh Rakhmad Armus, dkk terdapat dua pemanfaatan limbah organik keras tanpa melalui proses tertentu, yaitu:

Sampah organik padat seperti sisa makanan dapat digunakan untuk menjadi pakan ternak. Setelah memilah sampah biasanya kita akan dapat menggunakan sampah tersebut sebagai pakan ternak terutama sapi.

Pengomposan dapat kita ketahui sebagai proses bahan organik mengalami penguraian secara biologis oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Semua bahan organik padat dapat dikomposkan seperti limbah organik rumah tangga, sampah-sampah organik pasar/kota, kertas, kotoran/limbah peternakan, limbah-limbah pertanian, limbah-limbah agroindustri, limbah pabrik kertas, limbah pabrik gula, limbah pabrik kelapa sawit, dll.

Berpotensi menimbulkan masalah kesehatan

Jika limbah organik tidak dikelola dengan baik, dapat menimbulkan masalah kesehatan, seperti menjadi tempat berkembang biaknya serangga, tikus, dan hewan lainnya yang dapat membawa penyakit.

Pembersihan limbah

Setelah memilah limbah tersebut kita harus membersihkan limbahnya terlebih dahulu. Hal ini disebabkan karena biasanya limbah yang akan digunakan cukup kotor. Pembersihan biasanya melalui proses pencucian menggunakan deterjen agar zat bekas makanan atau minuman dapat larut dan limbah keras menjadi bersih dan tidak berbau.

Setelah membersihkan limbah yang akan digunakan kita kemudian akan mengeringkan limbah tersebut. Pengeringan dapat dilakukan secara langsung menggunakan sinar matahari atau kita dapat mengelap limbah tersebut menggunakan lap kering.

Pewarnaan limbah keras dapat dilakukan dengan cara disemprot ataupun dikuas menggunakan cat. Namun dalam melakukan pewarnaan kita harus menggunakan zat pewarna yang sesuai dengan limbah keras sehingga warnanya dapat muncul sesuai keinginan kita. Selain diwarnai kita juga dapat menghias limbah keras tersebut menggunakan ornamen dekoratif.

Bagian keras dari tumbuhan lainnya

Selain itu, bagian keras dari tumbuhan lainnya seperti kulit kayu, daun kering, dan akar tanaman juga termasuk limbah keras organik yang sulit terurai, namun dapat diolah menjadi pupuk organik atau bahan baku untuk industri kertas, pembuatan bahan bangunan, dan sebagainya.

Apakah kamu pernah menyadari bahwa kulit telur sebenarnya merupakan limbah organik yang sulit diurai? Hal ini mungkin sering terlewatkan karena kulit telur biasanya dihasilkan dari sampah rumah tangga. Karena kulit telur yang keras memerlukan waktu yang lebih lama untuk terurai, maka kita perlu berhati-hati dan mengelolanya dengan lebih baik untuk proses daur ulang yang lebih efektif.

Beragam jenis kerang dengan bentuk yang bervariasi hidup di perairan Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati. Kerang, atau mollusca dalam bahasa Latin, adalah hewan air yang memiliki cangkang. Namun, cangkang yang keras ini tidak dapat dikonsumsi oleh manusia.

Oleh karena itu, cangkang kerang biasanya dibuang dan menjadi limbah jika tidak diolah dengan baik. Cangkang kerang berasal dari makhluk hidup dan memiliki sedikit kandungan air, sehingga memiliki tekstur yang keras dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terurai dengan baik.

Walau sisik ikan berasal dari makhluk hidup, kandungan air pada sisik ikan terbilang sedikit, seperti yang diketahui, sisik ikan memiliki tekstur yang keras dan sulit untuk terurai dengan baik.

Tulang ikan juga memiliki kandungan air yang sedikit seperti sisik ikan, sehingga sulit untuk terurai. Sebagaimana sisik ikan, tulang ikan memiliki tekstur yang keras.

Sekam padi merupakan lapisan kering dan bersisik yang tidak dapat dikonsumsi, yang berasal dari padi setelah digiling. Fungsinya adalah melindungi bagian dalam padi. Berbeda dengan beras yang dapat dimasak dan dikonsumsi, sekam padi memiliki kandungan air yang sedikit sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk terurai.

Menghasilkan energi terbarukan

Diolah menjadi energi terbarukan, seperti biogas dan biofuel, yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Pengolahan limbah organik menjadi energi terbarukan juga dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.